Jenis-jenis Perusahaan Manufaktur
Thursday, 23 March 2017
Add Comment
A.
Pengertian Perusahaan Manufaktur
Manufaktur
adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga
kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi
untuk dijual.
Istilah
ini bisa digunakan untuk aktivitas manusia, dari kerajinan tangan sampai ke
produksi dengan teknologi tinggi, namun demikian istilah ini lebih sering
digunakan untuk dunia industri, dimana bahan baku diubah menjadi barang jadi
dalam skala yang besar.
Manufaktur
ada dalam segala bidang sistim ekonomi. Dalam ekonomi pasar bebas,
manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara masal untuk dijual ke
pelanggan untuk mendapatkan keuntungan.
a. Sejarah dan perkembangan
Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin
manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama
kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam
arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses
ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3)
tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih
modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui
bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang
terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Mengikuti
definisi ini, manufaktur pada umumnya adalah suatu aktifitas yang kompleks yang
melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas sebagaiberikut:
a) Perancangan Produk - Pembelian - Pemasaran-
b) Mesin dan perkakas - Manufacturing – Penjualan
c) Perancangan proses - Production control - Pengiriman-
d) Material - Support services - Customer service
Hal-hal
di atas telah melahirkan disiplin ilmu tentang teknik manufaktur. Sesuai dengan
definisi manufaktur, keilmuan teknik manufaktur mempelajari perancangan produk
manufaktur dan perancangan proses pembuatannya serta pengelolaan sistem
produksinya (sistem manufaktur). Meskipun teknik manufaktur pada berbagai
perguruan tinggi memiliki ke-khas-an sendiri-sendiri namun selalu ada bagian
yang sama pada jurusan-jurusan tersebut. Keilmuan teknik manufaktur selalu
berbasis kepada aktifitas pembuatan produk manufaktur yang melibatkan berbagai
aktifitas dan sumberdaya seperti yang telah diuraikan di atas.
Jika
dicermati, bidang ilmu teknik manufaktur sesungguhnya merupakan sinergi
(gabungan yang saling menguatkan) dari jurusan teknik mesin dan teknik
industri. Dari teknik mesin diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan perancangan
produk dan perancangan proses pembuatan, sedangkan dari teknik industri
diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan pengelolaan sistem di industri
manufaktur (industri yang menghasilkan produk manufaktur). Dengan demikian akan
ada beberapa matakuliah yang bisa dijumpai terdapat pada ketiga jurusan
tersebut (overlapping).
‘Karena
sinergi tersebut, di beberapa perguruan tinggi yang belum memiliki teknik
manufaktur sebagai jurusan tersendiri, keilmuan teknik manufaktur biasanya
menjadi bagian dari jurusan teknik mesin atau teknik industri. Dengan demikian
banyak bidang ilmu di kedua jurusan tersebut yang juga dipelajari di jurusan
teknik manufaktur.
Seperti
yang telah dituliskan sebelumnya, teknik manufaktur berhubungan dengan
produk-produk manufaktur. Yang dimaksud produk manufaktur di sini adalah
produk-produk yang pembuatannya melalui berbagai proses manufaktur. Sebagai
ilustrasi, mari kita perhatikan dan kita periksa beberapa obyek di sekitar kita:
arloji, kursi, stapler, pensil, kalkulator, telpon, panci dan pemegang lampu.
Kita segera akan menyadari bahwa semua obyek tersebut mempunyai bentuk yang
berbeda. Benda-benda tersebut tidak akan bisa kita jumpai ada di alam ini
sebagaimana seolah-olah tersedia begitu saja di ruangan kita. Benda-benda
tersebut telah ditransformasikan (diciptakan/dibuat) dari berbagai material dan
dirakit hingga menjadi benda-benda yang kita pergunakan sehari-hari.
Beberapa
obyek terdiri dari satu komponen, seperti paku, baut, kawat, gantungan baju.
Namun demikian, kebanyakan obyek – mesin pesawat terbang (ditemukan tahun
1939), ballpoint (1938), panggangan roti (1926), mesin cuci (1910), AC (1928),
lemari es (1931), mesin fotocopy (1949), dan semua jenis mesin, serta ribuan
produk lainnya - dibangun dari perakitan sejumlah komponen yang terbuat dari
berbagai jenis material. Semua komponen tersebut dibuat melalui berbagai proses
yang disebut manufaktur (manufacturing). Di samping produk-produk akhir
tersebut, manufaktur juga melibatkan aktifitas dimana produk yang dibuat
dipergunakan untuk membuat produk. Produk tersebut adalah mesin-mesin yang
dipakai untuk membuat berbagai macam produk. Misalnya mesin press untuk membuat
plat lembaran menjadi bodi mobil, mesin-mesin untuk membuat komponen, atau
mesin jahit untuk memproduksi pakaian. Aspek yang sama pentingnya adalah
perbaikan dan perawatan (service and maintenance) mesin-mesin tersebut selama
umur hidupnya.
Contoh Permasalahan Dalam Pengembangan Produk
Manufaktur
Sebagai contoh permasalahan di dalam perancangan dan
pembuatan produk manufaktur, berikut ini diilustrasikan bagaimana permasalahan
di dalam perancangan dan pembuatan paper clip. Paper clip, benda yang sangat
sederhana yang kita jumpai sehari-hari, dikembangkan pertamakali oleh Johan
Vaaler, seorang warganegara Norwegia dan menerima hak paten pada tahun 1901.
Anggaplah bahwa kita akan memproduksi paper clip.
Sebelum proses produksi berlangsung, langkah pertama adalah merancang paper
clips tersebut. Pada proses merancang produk tersebut, berbagai pertanyaan akan
muncul, material jenis apa yang akan dipilih untuk membuat produk tersebut?
Apakah material logam atau non logam seperti plastik? Jika dipilih logam, logam
jenis apa? Jika dipilih material kawat, berapakah diameternya? Apakah
penampangnya harus berbentuk bundar atau ada yang berbentuk lain? Jika
kehalusan permukaan kawatnya penting, seberapa kasar seharusnya? Bagaimana
caranya membentuk paper clip dari kawat tersebut? Apakah ditekuk dengan tangan
atau dengan menggunakan alat bantu? Jika diperlukan, mesin apa yang harus
dirancang atau dibeli untuk membuat memproduksinya? Jika sebagai perusahaan
mendapatkan order 100 buah clip atau 1 juta clip, apakah pendekatan
manufakturnya akan berbeda?
Kekakuan dan kekuatan juga tergantung kepada diameter
kawat dan desain klip. Termasuk di dalam proses perancangan adalah
pertimbangan-pertimbangan seperti jenis (style), penampilan fisik (appearance)
dan kehalusan permukaan dari clip tersebut. Perhatikan, misalnya, bahwa beberapa
jenis klip memiliki goresan di permukaannya, untuk memberikan gaya tekan yang
lebih baik.
Setelah menyelesaikan perancangan, material yang cocok
harus dipilih. Pemilihan material memerlukan pengetahuan tentang kebutuhan akan
fungsi dan pemakaian produk tersebut, dan ini mengarahkan kepada pemilihan
material yang tersedia secara ekonomis untuk memenuhi tuntutan tersebut pada
harga yang sedapat mungkin paling murah. Pemilihan material juga melibatkan
pertimbangan akan ketahanannya terhadap korosi, karena clip seringkali dipegang
dan kontak dengan kotoran serta gangguan lingkungan lainnya. Perhatikan,
kadang-kadang ada bekas karat akibat yang ditinggalkan oleh clip pada kertas
yang disimpan pada waktu yang lama.
Banyak hal tentang clip ini yang harus ditanyakan.
Apakah material yang dipilih bisa menahan lekukan (bending) pada saat proses
pembuatan, tanpa retak atau patah? Bisakah kawat dipotong tanpa mengakibatkan
keausan pada pisaunya? Akankah bekas potongannya halus atau meninggalkan
permukaan yang tajam?
Akhirnya, metode pembuatan apakah yang paling ekonomis
pada laju produksi yang diperlukan, sehingga kompetitif di pasar dan
menghasilkan keuntungan. Selanjutnya, metode pembuatan yang tepat dengan
perkakas yang tepat, mesin dan peralatan harus dipilih untuk membentuk kawat
menjadi paper clip.
Contoh di atas adalah contoh berbagai masalah di dalam
produksi suatu produk yang relatif sederhana, pada produk-produk lain mungkin
akan dijumpai masalah-masalah yang jauh lebih rumit. Terutama bila produk
tersebut melibatkan teknologi tinggi dan diproduksi dalam jumlah banyak
sehingga melibatkan banyak mesin, fasilitas maupun tenaga kerja. Sebuah mobil,
misalnya, terdiri dari sekitar 15.000 komponen, pesawat terbang transport C-5A
terbuat dari lebih dari empat juta komponen dan pesawat Boeing 747-700 terbuat
dari enam juta komponen. Semuanya dibuat dengan bermacam-macam proses yang
disebut manufaktur (manufacturing). Dengan demikian bisa dibayangkan luasnya
area industri manufaktur, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling
canggih. Bagi kebanyakan negara industri, manufaktur merupakan tulang punggung
perekonomian. Sebagai aktifitas ekonomi manufaktur menyumbang 20 hingga 30%
nilai dari produk dan jasa yang dihasilkan di suatu negara.
Kenyataan itu telah membuktikan bahwa peluang sarjana
teknik manufaktur masih terbentang luas.
B. Jenis-
Jenis Perusahaan Manufaktur
Manufaktur
adalah komponen besar dari ekonomi modern. Semuanya dari merajut untuk
ekstraksi minyak untuk produksi baja berada di bawah deskripsi manufaktur.
Konsep manufaktur terletak pada gagasan mengubah bahan baku, baik organik atau
anorganik, menjadi produk yang digunakan oleh masyarakat. Biro Statistik Tenaga
Kerja Amerika mengklasifikasikan manufaktur menjadi ratusan subfield dan
sub-subbidang. Daftar ini akan menyederhanakan ke dalam enam sektor umum.
1. Pakaian dan Tekstil
Pakaian
dan tekstil yang berbasis di sekitar pengolahan wol mentah untuk membuat kain,
serta merajut dan menjahit untuk membuat pakaian. Industri ini mencakup
penjahit dan semua yang terlibat dengan kain dan menjahit. Ini juga mencakup
semua penggunaan produk wol dan baku lainnya untuk membuat handuk dan seprai.
Sintetis seperti polyester dimasukkan dalam manufaktur kimia. Materi, bukan
produk, adalah di pusat mendefinisikan sektor ini.
2. Minyak, Kimia dan Plastik
Sektor
ini terlibat dalam mengganti oli bahan kimia, batubara dan minyak mentah
menjadi produk yang dapat digunakan. Bagian dari sektor ini meliputi pembuatan
sabun, resin, cat dan pestisida. Hal ini juga mencakup pembuatan obat-obatan.
Karet manufaktur dianggap sebagai bagian dari pekerjaan plastik. Tentu saja,
itu juga mencakup penggunaan minyak mentah untuk membuat plastik tertentu,
serta bensin dan bahan kimia lainnya.
3. Elektronika, Komputer dan Transportasi
Bidang
ini erat terkait, meskipun biasanya mereka diperlakukan sebagai bidang yang
berbeda. Banyak produk di bidang ini menggunakan daya listrik, dan semua
menggunakan sumber daya. Bidang ini mencakup semua peralatan dan
mikro-prosesor, semi-konduktor dan chip. Ini juga mencakup semua peralatan
audio-visual. Sektor transportasi mendefinisikan diri, termasuk semua, kereta
api mobil dan pesawat yang tidak jatuh di bawah sektor lain, seperti pekerjaan
logam atau manufaktur kimia.
4. Makanan
Pangan,
pertanian dan peternakan penggalangan adalah yang paling sederhana dari semua
industri manufaktur. Dimasukkannya pertanian hari ke manufaktur menunjukkan
bagaimana pertanian telah berubah selama bertahun-tahun, lebih meniru sebuah
pabrik untuk produksi pangan dari pertanian organik-gaya abad yang lalu. Sektor
ini mencakup semua bentuk produksi pangan, dari peternakan ke meja makan,
termasuk hal-hal seperti pengalengan dan memurnikan.
5. Logam
Seiring
dengan minyak dan manufaktur kimia, logam juga merupakan bagian dari apa yang
sering disebut “industri berat,” sementara sisanya dari sektor kadang-kadang
disebut “industri ringan,” atau “berorientasi konsumen industri.” Logam
mencakup semua besi, manufaktur aluminium dan baja, serta keterampilan
penempaan, pelapisan ukiran, dan stamping.
6. Kayu, Kulit dan Kertas
Produk-produk
ini semua agak sederhana untuk mendefinisikan dan memahami. Kayu mencakup semua
bentuk lantai manufaktur atau perumahan, serta menggergaji dan laminating.
Kulit mencakup semua penyamakan dan menyembuhkan (sementara penciptaan pakaian
kulit berada di bawah tekstil). Proses kertas dilambangkan oleh pembersihan
dari pulp kayu mentah menjadi produk kertas dari berbagai jenis.
C.
Karakteristik Perusahaan
Manufaktur
Karakteristik perusahaan manufaktur memiliki sifat
yang berbeda dengan jenis perusahaan jasa. Konsep perbedaan karakter ini
menjadi salah satu hal yang menyebabkan perbedaan strategi kedua jenis
perusahaan ini memiliki perbedaan.
Salah satu strategi yang mempertimbangkan masalah
karakteristik perusahaan manufaktur ini terkait dengan penetapan konsep 4P
dalam pemasaran mereka. Yaitu meliputi Product, Price, Place dan Promotion.
Sebuah perusahaan manufaktur harus mempertimbangkan produk apa yang akan mereka
ciptakan serta menentukan harga jual pada produk tersebut.
Jika antara produk dan harga sudah terselesaikan, hal
selanjutnya yang perlu dipikirkan adalah tentang Place, yaitu dimana produk
tersebut hendak dipasarkan. Agar bisa meraih konsumen dalam proses pemasaran
produk tersebut, perusahaan harus bisa menciptakan komunikasi pemasaran dalam
rangka pelaksanaan proses promosi.
Hal ini demi memperkenalkan masyarakat tentang sebuah
produk dan juga nilai penting produk tersebut bagi masyarakat. Selain itu,
masyarakat juga akan diedukasi dimana bisa mendapatkan produk yang dipasarkan
tersebut.
Sebagai perusahaan yang memproduksi barang, maka
karakteristik perusahaan manufaktur lebih bersifat komplek. Sebab, hal ini
terkait dengan sistem yang dijalankan perusahaan tersebut. Untuk jenis
perusahaan jasa, tidak melewati masa produksi barang. Mereka hanya bersifat
sebagai perantara antara penyedia kebutuhan dan pengguna saja.
Beberapa karakteristik perusahaan manufaktur menurut teori adalah sebagai
berikut :
1. Produk yang dihasilkan bisa
dilihat secara kasat mata atau memiliki wujud. Sementara pada perusahaan jasa,
produk yang mereka hasilkan yakni jasa, tidak bisa dilihat namun hanya bisa
dirasakan.
2. Konsumen tidak memiliki peran
dalam proses produksi sebuah perusahaan manufaktur. Dalam karakteristik
perusahaan manufaktur ini, konsumen hanya akan menikmati hasil produksi saja.
3. Konsumen bisa menilai suatu
produk saat belum menggunakan produk tersebut atau juga setelah menggunakan
produk tersebut. Sedangkan pada perusahaan jasa, seorang konsumen harus
mengkonsumsi layanan jasa untuk bisa memberikan penilaian atas produk yang
dihasilkan perusahaan jasa.
4. Untuk proses penyampaian pada
konsumen, bisa dilakukan tanpa memerlukan kontak fisik. Salah satunya melalui
jasa distributor atau memanfaatkan sistem pemasaran modern menggunakan
internet.
5. Adanya ketergantungan konsumen
untuk mencari produk yang ada. Sehingga, produsen memiliki kewenangan mutlak
untuk menyediakan jumlah barang di pasaran. Hal ini berdampak pada harga jual
sebuah produk. Karena makin sedikit barang yang tersedia, makin tinggi harga
produk tersebut jika permintaan tidak berkurang.
Persediaan (Inventory);
Berdasarkan perusahaan dagang, dalam perusahaan
manufaktur biasanya terdiri dari tiga macam, yakni:
1. Persediaan bahan baku (raw materials inventory)
2. Persediaan barang dalam proses (work in process
inventory)
3. Persediaan barang jadi (finished goods inventory)
Biaya Manufaktur (Manufacturing Cost)
Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan manufaktur
selama suatu periode disebut biaya manufaktur (manufacturing cost), atau lebih
dikenal dengan biaya pabrik. Biaya ini digunakan untuk menyelesaikan barang
yang masih sebagian selesai di awal periode, barang-barang yang dimasukkan
dalam proses produksi periode itu dan barang-barang yang baru dapat
diselesaikan sebagian di akhir periode. Pada dasarnya biaya pabrik dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Biaya bahan baku (raw
materials cost) yaitu biaya untuk bahan-bahan yang dapat dengan mudah dan
langsung diidentifikasikan dengan barang jadi. Contoh bahan baku adalah kayu
bagi perusahaan mebel atau tembakau bagi perusahaan rokok.
b. Biaya tenaga kerja lansung
(direct labor cost) adalah biaya untuk tenga kerja yang menangani secara
langsung proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan
barang jadi. Contoh buruh langsung adalah tukang kayu dalam perusahaan mebel
atau pelinting rokok dalam perusahaan rokok (Sigaret Kretek Tangan = SKT).
c. Biaya overhead pabrik
(overhead cost) adalah biaya-biaya pabrik selain bahan baku dan tenga kerja
langsung. Biaya ini tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang
yang dihasilkan.
D. Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur
Laporan keuangan perusahaan manufaktur tidak jauh
berbeda dengan laporan keuangan perusahaan pada umumnya. Perbedaan yang paling
terlihat hanyalah terdapat dalam rekening-rekeningnya saja.
Perbedaan rekening tersebut terutama karena perusahaan
manufaktur melakukan proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi.
Sedangkan perusahaan dagang tidaklah demikian.
Laporan keuangan biasanya dibuat minimal satu tahun
sekali di akhir periode akuntansi. Laporan keuangan itu sendiri terdiri dari tiga
laporan, yaitu neraca atau balance sheet, laporan laba rugi, dan laporan modal
atau laporan perubahan posisi keuangan.
Di dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur,
neraca dan laporan laba rugi lebih digunakan untuk kepentingan manajemen
perusahaan. Sementara laporan posisi keuangan digunakan oleh pemilik perusahaan
manufaktur dan atau para pemegang saham.
Pihak yang Berkepentingan
Beberapa pihak yang membutuhkan informasi dalam
laporan keuangan diantaranya adalah investor yang menanamkan modalnya, investor
potensial yang diharapan akan menanamkan modalnya, pemasok, karyawan atau
pegawai, pemberi pinjaman dari bank maupun dari non-bank, konsumen, pemerintah,
dan masyarakat umum.
Pihak-pihak yang berkepentingan pada laporan keuangan
mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda. Jadi, di samping penyusunan laporan
keuangan yang standar, biasanya disertakan pula beberapa informasi yang diminta
khusus oleh pemakai tertentu.
Keterbatasan Laporan Keuangan
Meskipun laporan keuangan dapat menunjukkan posisi
keuangan suatu perusahaan, namun tidak sepenuhnya laporan keuangan tersebut
dapat dijadikan landasan dalam mengambil keputusan manajemen.
Pada laporan keuangan perusahaan manufaktur, biasanya
perusahaan manufaktur menyimpan modal yang cukup banyak, sehingga kekeliruan
dalam mengambil keputusan tentulah memberikan dampak yang tidak sepele. Berikut
adalah beberapa keterbatasan laporan keuangan:
1) Laporan keuangan hanya
menyediakan data kuantitatif :Dengan kata lain, laporan keuangan mengabaikan
beberapa data kualitatif yang mungkin sangat berarti untuk dijadikan bahan
pertimbangan. Misalnya tingkat kesetiaan konsumen pada produk, kesan produk di
mata pelanggan, kemampuan karyawan atau pegawai yang handal serta profesional,
dan lain sebagainya.
2) Laporan keuangan berisi
istilah-istilah yang bersifat teknis Beberapa istilah teknis tersebut lebih
sering ditemukan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur. Setiap pembaca, apapun latar belakangnya, akan
dipaksa untuk memahami istilah teknis yang tercantum dalam laporan keuangan
atau mereka tidak akan memahami isi laporan keuangan yang disodorkan padanya
sama sekali.
3) Adanya beberapa variasi metode
perhitungan :Hal ini dapat memberikan kesalahpahaman antara akuntan yang
menyusun laporan keuangan dan pemakai laporan keuangan. Beberapa variasi metode
perhitungan tersebut setidaknya muncul pada metode perhitungan penyusutan aktiva
tetap, perhitungan laba rugi perusahaan, dan penilaian persediaan (bahan baku,
bahan dalam proses, maupun bahan jadi).
4) Laporan keuangan mengacu pada
data-data historis yang telah terjadi di masa lampau Hal ini menyebabkan
laporan keuangan tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya sumber rujukan
informasi dalam memutuskan suatu kebijakan. Karena di sisi lain, dalam
memutuskan suatu kebijakan, haruslah dipertimbangkan pula proyeksi atau
kecenderungan atau peramalan terhadap beberapa kondisi di masa mendatang.
Sebagai contoh, laporan keuangan perusahaan manufaktur menunjukkan bahwa
produknya memberikan laba yang besar di tiap tahunnya. Perusahaan manufaktur
tersebut tidak boleh lantas memutuskan untuk meningkatkan produksi
sebanyak-banyaknya begitu saja. Sebelumnya, ia harus mempertimbangkan apakah di
masa depan akan muncul produk baru yang lebih inovatif yang dapat menggeser
turun penjualannya, atau apakah akan ada kebijakan pemerintah yang berpotensi
untuk membatasi pemasarannya, atau mungkinkah pesaing akan melakukan strategi
penjualan yang bisa memukul mundur perusahaan, dan masih banya lagi bahan
pertimbangan lainnya.Laporan keuangan perusahaan manufaktur berisi beberapa
angka taksiran atau perkiraan Angka-angka taksiran ini nampak betul dalam
penyusutan aktiva tetap, yaitu tanah, bangunan, peralatan kantor, mesin,
kendaraan, dan aktiva lain yang digunakan dalam operasi perusahaan. Angka-angka
yang ditaksir dalam perhitungan penyusutan metode garis lurus adalah
angka-angka residu dan umur manfaat aktiva yang disusutkan.
DAFTAR PUSTAKA
0 Response to "Jenis-jenis Perusahaan Manufaktur"
Post a comment