Apa yang dimaksud dengan Investasi
Tuesday, 18 September 2018
Add Comment
A.
PENGERTIAN INVESTASI
Investasi,
yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal
merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Dengan
demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran
penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan
perlenhgkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi
barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan
jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian tersebut menghasilkan lebih
banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya penanaman modal
dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang lama hyang telah haus dan
perlu didepresiasikan.
Dalam
praktiknya, dalam usaha untuk mencacat nilai penanaman modal yang dilakukan
dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (atau
pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran sebagai berikut:
i.
Pembelian
berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya
untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
ii.
Pengeluaran
untuk mendirikan rumah temnpat tinggal, bangunan, kantor, bangunan pabrik dan
bangunan-bangunan lainnya.
iii.
Pertambahan
nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih
dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional.
Jumlah
dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto, yaitu
meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan
mengganti barang modal yang telah didepresiasiakan. Apabila investasi bruto
dikurangi oleh nilai depresiasi maka akan didapat investasi neto.
Jumlah dari ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan
investasi bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan
memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang sudah
didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai apresiasi maka
akan didapat investasi neto. Dalam teori ekonomi makro yang dibahas
adalah investasi fisik. Dengan pembatasan tersebut maka definisi investasi
dapat lebih dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok
barang modal. Stok barang modal adalah jumlah barang modal dalam suatu
perekonomian pada saat tertentu.
B.
TEORI-TEORI INVESTASI
·
Teori
investasi dari keynes
Di
dalam bukunya The General Theory Of Employment, interest and Money (1936), John
Maynard Keynes mendasarkan teori tentang
permintaan investasi atas konsep efesiensi marginal kapital (marginal
efficiency of capital atau MEC). Sebagai suatu defenisi kerja, MEC dapat
didefinisikan sebagai tingkat perolehan bersih yang diharapkan (expected net
rate of return) atas pengeluaran kapital tambahan. Tepatanya, MEC adalah
tingkat diskonto yang menyamakan aliran perolehan yang diharapkan di masa yang
akan datang dengan biaya sekarang dari kapital tambahan.
Selaian
teori investasi yang dikemukakan oleh John Maynard Keynes, juga dikenal beberpa
teori investasi yang lain, seperti teoti akselerator (accelerator theory of
invesment), teori dana internal (internal funds theory of invesment), teori neo
klasik dan teori investasi dari tobin.
·
Teori
akselerator
Teoti
akselerator ini memusatkan perhatiannya pada hubungan antara permintaan akan
barang modal (capital goods) dan permintaan akan produk akhir (fina product),
dimana permintaan akan barang modal dilihat sebagai permintaan turunan (derived
demand) dari permintaan akan barang atau produk akhir.
Dalam
bentuknya yang paling sederhana,teori tersebut mulai dengan mengasumsikan
adanya capital-output ratio ( COR) yang tertent, yang ditentukan oleh kondisis
teknis produksi. Dalam model akselerator versi yang sederhana, stok kapital
yang diinginkan adalah proporsional dengan tingkat output tunggal (singgel
output level). Namun dalam versi yang lebih fleksibel, stok kapital yang diinginkan
dispesifikasi sebagai fungsi dari output sekarang dan output dimasa yang lalu.
Konsenkuensinya, didlam versi yang lebih fleksibel, stok kapital yang
diinginlkan (desired) ditentukan oleh peritmbangan pertimbangan jangka panjang.
Akhirnya,
versi model akselerator yang sederhana mudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga selain menjelaskan investasi netto
juag dapat digunakan menjelaskan investasi bruto karena investasi netto adalah
perubahan dalam stok kapital, dan untuk menentukan inestasi bruto, maka unumnya
diasumsikan bahwa investasi penggantian adalah proporsional dengan stok kapital
aktual.
·
Teori
dana internal
Teori
dana internal tentang investasi mengatakan bahwa stok kapital dan investasi
yang diinginkan, bergantung pada tingkat keuntungan. Beberapa penjelasan
tentang hal ini telah dikemukakan oleh sejumlah ahli diantarany adalah Jan Timbergen yang mengatakan bahwa
keuntungan yang terjadi secara akurat merefleksikan keuntungan yang diharapkan. Karena investasi
bergantung pada keuntungan yang diharapkan, maka investasi memiliki hubungan
positif denag realizet profits.
Penjelsan
lain mengatakan bahwa menejer dapat menetapkan sumber pembiayaaan investasi
secara internal, dimana perusahaan dapat memeperoleh dana untuk keperluan
investasi dari berbagai sumber, seperti:
1. Pendapatan yang labah tidak dibagikan
2. Pengeluaran depresiasi
3. Berbagai macam pinjaman, termasuk
penjualaln obligasi
4. Penjualan saham.
Keuntungan
atau labah yang tidak dibagikan dan pengeluaran depresiasi marupakan sumber
dana internal bagi perusahaan, sedangkan sumber laiinya merupakan sumber dana
eksternal bagi perushaan. Jadi singkatnya teori ini mengatakan stok kapital dan
investasi yang diinginkan ditentukan oleh keuntungan. Bagi teori internal,
penurunan didalam pajak pendpatan perusahaan, akan menyebabkan kenaikan yang
signifikan dalam stok kapital dan investasi yang diinginkan.
·
Teori
neo klasik
Teori
neo klasik tentang investasi ini merupakan teori tentang akumulasi kapital
optimal. Menurut teori ini, stok kapital yang didinginkan ditentukan oleh
output dan harga dari jasa kapital relatif terhadap harga output. Harga jasa
kapital pada gilirannya bergantung pada harga barang barang modal, tingkat
bunga, dan perlakuan pajak atas pendapatan perusahaaan. Jadi, menurut teori ini
perubahan didalam output atau harga dari jsa kapital realtif terhadap harga
output akan mengubah atau mempengaruhi, baik stok kapital mapun investasi yang
diinginka.
Teori
neo kalsik mengatakan bahwa tingkat bunga merupakan faktor penentu dari stok
kapital yang diinginkan. Jadi, kebijakan moneter, melalui efek atau pengaruhnya
atas tingat bunga dapat mempengaruhi stok kapital dan investasi yang
diinginkan.
·
Teori
q dari tobin
Teori
investasi dari tobin menyataakan bahwa stok kapital dan investasi yang
diinginkan berhubungan positif dengan q, yaitu rasio antar nilai pasar dari
modal terpsang perusahaan dengan biaya penggantian modal terpasang perusahaan
tersebut. Secara sederhana, q adalah rasiao antar nilai pasar perusahaan denagn
biaya penggantian modal.
Singkatnya,
q tobin bergantung pada keuntungan sekarang dan keuntungan yang diperkirakan
akan diperoleh dimasa yang akan datang dari modal yang terpasang. Jika produk
marginal modal>biaya modal, maka perusahaan akan menghasilakn keuntungan
atas modal terpasangnya, yng sekaligus menunjukkan niali q yang tinggi.
Sebaliknya, apabila produk marginal modal<biaya modal, maka perushaan akan
mengalami kerugin atas modal terpasangnya, dan menunjukkan nilai q yang rendah.
Karena
harga psar saham cenderung bergerak berkebalikan dengan pergerakan didalam
tingkat bunga pada umunya, maka perubahan didalam nilai q akan cenderung
menunjukkan perubahan dengan arah yang berlawanan dengan perubahan didalam
tingkat bunga tersebut. Karenaya, teori q tentang investasi adalah konsisten
dengan modal dimana investasi secara fungsional adalah berhubungan tingkat
bunga.
C.
FAKTOR PENENTU TINGKAT
INVESTASI
Berbeda
dengan yang dilakukan oleh para konsumen (rumah tangga) yang membelanjakan
bagian terbesar dari pendapatan mereka untuk membeli barang dan jasa yang
mereka butuhkan, penanam-penanam modal melakukan investasi bukan untuk memenuhi
kebutuhan mereka tetapi untuk mencari keuntungan. Dengan demikian banyaknya
keuntungan yang akan diperoleh besar sekali peranannya dalam menentukan tingkat
investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Disamping ditentukan oleh
harapan di masa depan untuk memperoleh untung, beberapa faktor ini juga penting
peranannya dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan dalam
perekonomian.
Faktor-faktor
utama menentukan tingkat investasi adalah:
·
tingkat
keuntungan yang diramalkan akan diperoleh (tingkat pengembalian modal)
·
efisiensi
investasi marjinal
·
suku
bunga dan tingkat investasi
Bagaimana berbagai faktor di atas akan mempengaruhi
kegiatan investasi dibicarakan dalam uraian-uraian berikut.
Terlebih
dahulu akan diperhatikan hubungan di antara ramalan keuntungan yang akan
diperoleh dengan suku bunga dan tingkat investasi. Sesudah itu akan
diperhatikan faktor-faktor yang lain yang menentukan investasi.
Walaupun
faktor-faktor penting yang menentukan jumlah investasi para pengusaha meliputi
beberapa faktor, dua di antaranya mempunyai kesanggupan untuk menerangkan
sebab-sebabnya perubahan tingkat investasi yang lebih penting dari
faktor-faktor lainnya. Faktor tersebut adalah tingkat keuntungan yang
diramalkan dan suku bunga.
Ramalan
mengenai keuntungan masa depan (i) akan memberikan gambaran kepada para
pengusaha mengenai jenis-jenis invetasi yang mempunyai prospek yang baik untuk
dilaksanakan, dan (ii) besarnya investasi yang harus dilakukan untuk mewujudkan
tambahan barang-barang modal yang diperlukan. Sedangkan, suku bunga menentukan
jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para pengusaha dan
dapat dilaksanakan. Para pengusaha hanya akan melaksanakan keinginan untuk
menanam modal apabila tingkat pengembalian modal dari investasi yang dilakukan,
yaitu persentasi keuntungan yang akan diperoleh sebelum dikurangi bungan uang
yang dibayar, lebih besar dari bunga. Oleh sebab itu dalam analisis
makroekonomi, analisis mengenai investasi lebih ditekankan kepada menunjukkan
peranan suku bunga dalam menentukan tingkat investasi dan akibat perubahan suku
bunga ke atas investasi dan pendapatan nasional.
Walaupun
seorang pengusaha memiliki tabungan yang cukup, dan oleh karenanya tidak perlu
meminjam dari suatu lembaga keuangan untuk membiayai investasi yang ingin dilaksanakan,
hal itu belumlah merupakan syarat yang cukup bagi terciptanya kegiatan
investasi.
Pengusaha
tersebut mempunyai dua pilihan dalam menggunakan tabungannya, yaitu : (i)
meminjamkan/membungakan uang tersebut, atau (ii) menggunakannya untuk investasi.
Di dalam keadaan dimana persentasi pengembalian modal yang akan diperolehnya
adalah lebih kecil dari suku bunga, adalah lebih baik bagi pengusaha tersebut
untuk membungakan uangnya dan membatalkan maksudnya untuk melakukan investasi.
Kalau ia harus meminjam uang dari suatu lembga keuangan, pengusaha itu harus
bertindak dengan lebih berthati-hati lagi.
Investasi
yang direncanakannya, hanya akan dilaksanakan apabila tingkat keuntungan yang
akan diperolehnya adalah lebih besar dari suku bunga yang harus dibayarnya.
Hanya dalam keadaan seperti itu pengusaha tersebut akan memperoleh keuntungan
dari usahanya.
a.
Tingkat
Pengembalian Modal
Pendapatan
yang diterima dari sesuatu kegiatan menanam modal biasanya akan diterima dalam
beberapa tahun. Mungkin dalam dua tahun pertama keuntungan belum diperoleh, dan
baru semenjak tahun ketiga hasil penjualan melebihi pengeluaran. Seterusnya,
walaupun keuntungan dalam tahun ketiga adalah sama dengan tahun keenam
(misalnya jumlahnya adalah seratus juta rupiah), dari segi pandangan perusahaan
nilai keunttungan sebenarnya adalah berbeda. Keuntungan di tahun ketiga adalah
lebih bernilai dari keuntungan di tahun keenam, oleh karena nilai sekarang dari
keuntungan tersebut berbeda.
Menghitung
nilai sekarang dari pendapatan yang diperoleh di masa depan atau menghitung
tingkat pengembalian modal (keuntungan) merupakan cara yang digunakan
perusahaan-perusahaan untuk menilai kesesuaian dari sesuatu investasi yang akan
dilakukan.
Suatu
kegiatan investasi dapat dikatakan memperoleh keuntungan apabila nilai sekarang
pendapatan di masa depan adalah lebih besar daripada nilai sekarang modal yang
diinvestasikan. Nilai sekarang pendapatan di masa depan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut:
NS
=
+
+
+
+
Dalam
persamaan di atas:
i.
NS
adalah nilai sekarang pendapatan yang diperoleh di antara tahun 1 sehingga
tahun n, apabila dimisalkan investasi tersebut didepresiasikan pada tahun n.
ii.
Y1,
Y2...Yn, adalah pendapatan neto (keuntungan) yang
diperoleh perusahaan antara tahun 1 hingga tahun n.
iii.
R
adalah suku bunga.
Dengan
memisalkan nilai sekarang modal yang diinvestasikan adalah M, penanam modal
tersebut dikatakan menguntungkan apabila NS besar dari M.
Menentukan
tingkat pengembalian modal cara lain untuk menentukan apabila suatu investasi
merupakan kegiatan yang menguntungkan atau merugikan dapat dikatakan dengan
menghitung tingkat pengembalian modal dari investasi tersebut . Tingkat
pengembalian modal dinyatakan dalam persen, dan ia menggambarkan tingkat
keuntungan rata-rata per tahun dari modal yang diinvestasikan. Untuk menghitung
tingkat pengembalian modal digunakan formula di bawah ini:
M =
+
+
+
+
Dalam
persamaan tersebut:
i.
M
adalah nilai modal yang diinvestasikan.
ii.
Y1,
Y2, Y3 hingga Yn adalah pendapatan neto
(keuntungan)yang diperoleh dari tahun 1 hingga ke tahun n.
iii.
R
adalah tingkat pengembalian modal
Dalam persamaan di atas nilai yang
akan dihitung adalah R karena M dan Y1hingga Ynsudah
diketahui nilainya. Sesuatu investasi dipandang menguntungkan apabila nilai R
lebih besar daripada suku bunga.
b.
Efesiensi
Investasi Marginal
Di dalam suatu waktu tertentu,
misalnya dalam tempo setahun, dalam perekonomian akan terdapat banyak individu
dan perusahaan yang mempertimbangkan untuk melakukan investasi. Berbagai proyek
investasi ini mempunyai tingkat pengembalian modal yang berbeda, yaitu sebagian
dari proyek investasi itu akan menghasilkan keuntungan yang tinggi, dan ada proyek
yang keuntungannya rendah. Berdasarkan kepada jumlah modal yang akan ditanam
dan tingkat pengembalian modal yang diramalkan akan diperoleh, analisis
makroekonomi membentuk suatu kurva yang dinamakan efesiensi investasi marginal.
Berdasarkan kepada hal-hal yang dihubungkannya, efesiensi investasi marginal
dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menunjukkan hubungan di antara
tingkat pengembalian modal dan jumlah modal yang akan diinvestasikan.
Untuk memperjelas arti konsep
efesiensi investasi marjinal dalam gambar di atas ditunjukkan satu contoh dari
kurva efisiensi investasi marjinal (MEI). Sumbu tegak menunjukkan tingkat
pengembalian modal dan sumbu datar menunjukkan jumlah investasi yang akan
dilakukan. Pada kurva MEI ditunjukkan tiga
buah titik: A, B dan C. titik A menggambarkan bahwa tingkat pengembalian
modal adalah Ro dan Investasi adalah Io. Ini berarti
titik A menggambarkan bahwa dalam perekonomian dapat dilakukan kegiatan
investasi yang akan menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak Ro
atau lebih tinggi, dan untuk mewujudkan investasi tersebut modal yang
diperlukan adalah sebanyak Io. Titik B dan C juga memberikan
gambaran yang sama. Titik B menggambarkan wujud kesempatan untuk menginvestasi
dengan tingkat pengembalian modal R1 atau lebih, dan modal yang
diperlukan adalah I1. Dan titik C menggambarkan, untuk mewujudkan
usaha yang menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak R2 atau
lebih, diperlukan modal sebanyak I2.
c.
Suku
Bunga dan Tingkat Invetasi
Para penanam modal harus pula
mempertimbangkan suku bunga. Apabila suku bunga tinggi dari tingkat
pengembalian modal, investasi yang direncanakan tidak menguntungkan, oleh sebab
itu rencana perusahaan untuk melakukan investasi akan dibatalkan. Kegiatan
investasi hanya akan dilakasnakan apabila tingkat pengembalian modal lebih
besar atau sama dengan suku bunga. Dengan demikian, untuk menentukan besarnya
investasi yang harus dilakukan kita perlu menghubungkan kurva MEI dengan suku
bunga, yaituseperti yang terdapat pada gambar di bawah. Pada suku bunga sebesar
r0 terdapat investasi bernilai I0 yang mempunyai tingkat
pengembalian modal sebanyak r0 atau lebih. Maka pada suku bunga
sebanyak r0, investasi yang akan dilakukan perusahaan adalah I0.
Apabila suku bunga adalah r1 diperlukan modal sebanyak I1
untuk mewujudkan investasi yang mempunyai tingkat pengembalian modal r1
atau lebih. Dengan demikian pada suku bunga sebanyak r1 investasi
akan dilkukan adalah sebnyak I1.
Adapula “penentu-penentu investasi
yang lain” dimana telah dinyatakan bahwa (i) penentu utama investasi adalah
suku bungan dan tingkat pengembalian modal atau prospek keuntungan serta
efisiensi investasi marjinal, dan (ii) disamping itu ada beberapa faktor lain
yang mempengaruhi investasi, yaitu : ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa
depan, kemajuan teknologi, tingkat pendapatan nasional, dan keuntungan
perusahaan. Uraian dalam bagian ini akan menerangkan bagaimana faktor-faktor
lain tersebut akan mempengaruhi investasi.
a. Ramalan keadaan perekonomian di masa
depan
Kegiatan
perusahaan untuk mendirikan industri dan memasang peralatan pabrik yang baru
adalah kegiatan yang memakan waktu. Di perusahaan-perusahaan yang sangat besar
kegiatan investasi dapat memakan waktu beberapa tahun. Dan apabila investasi
itu sudah selesai dilaksanakan, yaitu pada waktu industry atau perusahaan yang
didirikan itu sudah mulai menghasilkan barang atau jasa, maka ia akan terus
melakukan kegiatannya selama beberapa tahun. Di dalam investasi-investasi yang
seperti itu biasanya modal baru diperoleh kembali apabila kegiatan memproduksi
sudah berjalan selama beberapa tahun. Oleh sebab itu dalam menentukan apakah
kegiatan-kegiatan yang akan dikembangkan itu akan memperoleh untung atau akan
menimbulkan kerugian, para pengusaha haruslah membuat ramalan-ramalan mengenai
keadaan masa depan.
Dalam
membuat ramalam mengenai keadaan masa depan pada hakikatnya para pengusaha
harus bertanya: Apakah keadaan masa depan menunjukkan bahwa keuntungan yang
cukup besar akan diperoleh dari pengembangan kegiatan ekonomi yang sedang
dibuat atau direncanakan? Ramalan yang menunjukkan bahwa keadaan perekonomian
termasuk situasi politik dari keamanan akan menjadi lebih baik lagi pada masa
depan, yaitu diramalkan bahwa harga-harga akan tetap stabil dan pertumbuhan
ekonomi maupun pertambahan pendapatan masyarakat akan berkembang dengan cepat,
merupakan keadaan yang akan mendorong pertumbuhan investasi. Makin baik keadaan
masa depan, makin besar tingkat keuntungan yang akan diperoleh para pengusaha.
Oleh sebab itu akan lebih terdorong untuk melaksanakan investasi yang telah
atau sedang dirumuskan dan direncanakan.
b. Perubahan dan perkembangan teknologi
Faktor
keempat yang menentukan besarnya investasi yang akan dilakukan oleh para
pengusaha adalah kegiatan para pengusaha untuk menggunakan penemuan-penemuan
teknologi yang baru dalam proses produksi.kegiatan para pengusaha untuk
menggunakan teknologi yang baru dikembangkan di dalam kegiatan produksi atau
manajemen dinamakan mengadakan pembaruan atau inovasi. Pada umumnya makin
banyak perkembangan teknologi yang dibuat, makin banyak pula kegiatan pembaruan
yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Untuk melaksanakan pembaruan-pembaruan
para pengusaha harus membeli barang-barang modal yang baru, dan adakalanya juga
harus mendirikan bengunan-bangunan pabrik/industry yang baru. Maka makin banyak
pembaruan yang akan dilakukan, makin
tinggi tingkat investasi yang akan tercapai.
Adakalanya
barang modal baru yang harus digunakan untuk melaksanakan pembaruan adalah
sangat sederhana. Oleh karenanya investasi yang harus dilaksanakan untuk
melakukan pembaruan itu tidak terlalu besar jumlahnya. Tetapi adakalanya,
seperti misalnya pembaruan dalam kegiatan pengangkutan udara, ia memerlukan
investasi yang sangat besar. Penggantian kapal terbang yang lama dengan yang
baru yang lebih besar, lebih cepat, dan lebih modern oleh berbagai perusahaan
penerbangan memerlukan biaya yang sangat besar.
Sejarah
perkembangan ekonomi dunia menunjukkan bahwa di dalam dua abad belakangan ini
penemuan dan pembaruan sangat besar peranannya dalam mempercepat proses
pembangunan. Pembaruan-pembaruan dalam semua sektor ekonomi telah mempertinggi
produktivitas di berbagai bidang kegiatan ekonomi. Produktivitas yang bertambah
tinggi itu di satu pihak, telah memungkinkan pertambahan produksi yang sangat
cepat dan memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Di lain pihak,
produktivitas yang bertambah tinggi secara terus menerus telah menaikkan
pendapatan para pekerja. Apabila pendapatan terus menerus bertambah, permintaan
atas berbagai jenis barang akan terus menerus bertambah pula. Yang belakangan
ini akan mendorong lebih banyak investasi dan mempercepat lagi lajunya
pertumbuhan ekonomi.
c. Efek pertumbuhan pendapatan nasional
Dalam
kebanyakan analisis mengenai penentuan pendapatan nasional pada umunya di
anggap investasi yang dilakukan para pengusaha adalah berbentuk investasi
otonomi. Walau bagaimanapun, pengaruh pendapatan nasional kepada investasi
tidak dapat diabaikan. Perlulah disadari bahwa tingkat pendapatan nasional yang
tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat, dan selanjutnya pendapatan
masyarakat yang tinggi tersebut akan memperbesar permintaan terhadap
barang-barang dan jasa-jasa. Maka keuntungan perusahaan akan bertambah tinggi
dan ini akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi. Dengan perkataan
lain, dalam jangka panjang apabila pendapatan nasional bertambah tinggi, maka
investasi akan bertambah tinggi pula.
d. Keuntungan perusahaan
Dana
investasi diperoleh perusahaan dari meminjam atau dari tabungannya sendiri.
Tabungan perusahaan terutama diperoleh dari keuntungan, semakin besar untungnya
semakin besar pula keuntungan yang tetap disimpan perusahaan. Keuntungan yang
semakin besar ini memungkinkan perusahaan memperluas usahanya atau mengembangkan
usaha baru. Langkah seperti ini akan menambah investasi dalam perekonomian.
D.
PENGELUARAN-PENGELUARAN
DALAM INVESTASI
Secara
statistic, investasi atau pengeluaran untuk membeli modal dan peralatan
produksi, dibedakan kepada empat komponen, yaitu : investasi
perusahaan-perusahaan swasta, pengeluaran untuk mendirikan tempat tinggal,
perubahan dalam investaris (“inventory”) perusahaan dan investasi yang
dilakukan oleh pemerintah.
Investasi
perusahaan-perusahaan merupakan komponen yang terbesar dari investasi dalam
suatu Negara pada suatu tahun tertentu. Pengeluaran investasi ini pulalah yang
terutama diperhatikan oleh ahli-ahli ekonomi dalam membuat analisis mengenai
investasi. Pengeluaran investasi tersebut terutama meliputi mendirikan bangunan
industry, membeli mesin-mesin dan peralatan produksi lain dan pengeluaran untuk
menyediakan bahan mentah (seperti menanam kelapa sawit dan pokok karet). Tujuan
para pengusaha untuk mewujudkan alat-alat produksi tersebut adalah untuk
memperoleh keuntungan dari kegiatan memproduksi yang akan dilakukannya dimasa
depan. Ini berarti investasi yang dilakukakn di masa kini sangat erat
hubungannya dengan prospek keuntungan yang lumayan di masa depan, semakin
tinggi investasi yang akan dilakukan pada masa kini.
Pemerintah
juga melakukan investasi. Berbeda dengan investasi perusahan yang mendasarkan
investasi untuk tujuan mencari untung, investasi pemerintah didasarkan kepada
pertimbangan lain, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh
sebab itu investasi pemerintah selalu dinamakan juga sebagai investasi social
karena kebanyakan dari perbelanjaan investasinya digunakan untuk menciptakan
modal tetap social atau social overhead capital. Investasi-investasi seperti
itu meliputi membuat jalan raya, pelabuhan dan irigasi, mendirikan sekolah dan
rumah sakit dan membangun bendungan-bendungan. Analisis keatas investasi
seperti ini bukanlah merupakan aspek yang diliputi dan dibahas secara mendalam dalam teori
makroekonomi.
Pembangunan
rumah-rumah tempat tinggal yang berbentuk unit terpisah atau bangunan
bertingkat dan kondominium juga merupakan perbelanjaan yang digolongkan sebagai
investasi. Sebabnya yang terpenting adalah karena rumah mempunyai sifat yang
mendekati peralatan produksi perusahaan, yaitu : (i) memakan waktu yang lama
sebelum nilainya susut sama sekali, dan (ii) bangunan tersebut secara terus
menerus manghasilkan jasa yaitu menyediakan tempat tinggal untuk pemilik atau
penyewanya. Nilai sewa dari rumah tempat tinggal dihitung dalam nilai
pendapatan nasional.
Komponen
yang paling kecil dari investasi adalah investasi ke atas investaris atau
inventory yaitu stok barang simpanan perusahaan. Barang-barang yang digolongkan
sebagai “inventory” meliputi bahan mentah yang belum di proses, barang setengah
jadi yang sedang di proses dan barang yang sudah dihasilkan oleh
perusahaan-perusahaan itu tetapi masih dalam simpanan dan belum dijual ke
pasaran. Menyediakan barang-barang seperti itu penting artinya dalam meciptakan
efesiensi dan kelancaran kegiatan perusahaan.
E.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
UNTUK MELAKUKAN INVESTASI
Setap
pengusaha melakukan investasi untuk memperoleh kwuntungan. Tetapi keuntungan
ini tidak dapat diperoleh seketika atau dalam waktu yang dekat. Pada umumnya
hasil penjualan dan keuntungan akan diperoleh dalam suatu periode yaitu selama
masa hidup barang modal yang digunakan, di masa yang akan dating. Dengan
demikian kegiatan investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha pada masa
kini sangat mempengaruhi oleh ramalan atau ekspektasi ke atas hasil penjualan
dan keuntungan yang diharapkan akan diperoleh dalam mengembangkan suatu
kegiatan ekonomi.
DUA PENDEKATAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dalam
analisis ekonomi dua pendekatan dapat digunakan untuk menentukan prospek
sesuatu proyek kegiatan memproduksi. Yang pertama ialah dengan menentukan nilai sekarang dari pendapatan neto
yang diperoleh sepanjang umur ekonomi proyek tersebut. Dengan pendekatan ini,
sesuatu proyek dikatakan menguntungkan apabila nilai sekarang dari pendapatan
neto proyek tersebut adalah melebihi biaya yang dibelanjakan untuk mewujudkan proyek
tersebut.
Pendekatan
yang kedua adalah dengan menentukan tingkat pengembalian modal (rate of returns) suatu proyek. Yang dimaksudkan
dengan tingkat pengembalian modal adalah pendapatan bersih sesuatu proyekk
dinyatakan dalam persentasi dari modal yang ditanamkan dalam mengembangkan
sesuatu proyek.
Dalam
menganalisis kemungkinan pemungutan suatu proyek (feasibility) pendekatan yang
pertama adalah lebih praktis. Dengan pendekatan ini seorang pengusaha akan
dapat menentukan dalam nilai uang sampai di mana pendapatan yang akan diperoleh
berbeda (melebihi atau kurang) dari modal yang dibelanjakan. Walau
bagaimanapun, Dalam teori ekonomi, yang lebih berguna adalah pendekatan kedua.
Ia dapat memberikan gambaran yang l;ebih jelas mengenai perbedaan di antara suku
bunga yang berlaku dalam perekonomiaan dengan tingkat pengembalian modal
proyek-proyek yang akan dijalankan.
a. Pendekatan nilai sekarang
Nilai
sekarang dapat diartikan dengan nilai sejumlah uang tertentu di masa depan yang
dinyatakan sebagai nilai masa kini. Pendekatan nilai sekarang ini perlu
dihitung untuk membantu pengusaha(penanaman modal) menentukan apakah sesuatu
proyek tertentu mempunyai prospek mengembalikan modal yang ditanamnya dan
beroperasi secara menguntungkan.
b. Pendekatan tingkat pengembalian modal
Dalam
penentuan pendekatan ini hampir sama dengan pendekatan nilai sekarang.
Kedua
pendekatan yang diterangkan adalh bersifat komplementer yaitu yang satu
melengkapi yang lainnya. Dalam pendekatan nilai sekarang seorang pengusaha
(investor) dapat dengan cepat mengetahui perbedaan nilai di antara investasi
yang dilakukan dengan nilai sekarang dari aliran pendapatan neto yang akan
diterima di masa datang. Sedangkan pendekatan tingkat pengembalian modal dapat
menunjukkan besarnya perbedaan di antara suku bunga yang berlaku dengan tingkat
pengembalian modal dari proyek yang direncanakan. Dalam teori ekonomi
pendekatan yang kedua mempunyai kedudukan yang lebih penting karena ia dapat
membantu menerangkan hubungan di antara suku bunga dan tingkat investasi yang
akan dilakukan pada suatu periode tertentu.
F.
JENIS-JENIS INVESTASI
Pembagian
Investasi menurut jenisnya, dimana cara pembagian ini dibagi menjadi delapan
jenis yang terkelompokkan menjadi empat kelompok, sehingga masing-masing
kelompok berisi dua. Yang perlu diperhatikan sebelum membicarakan hal ini lebih
dalam adalah bahwa sesuatu produk barang investasi mungkin sekali memiliki atau
menempati lebih dari satu jenis di antara jenis-jenis investasi dibawah ini.
Namun demikian, perangkapa seperti ini tidak mungkin terjadi di dalam sesuatu
kelompok pembagian tertentu. Perangkapan seperti ini hanya dapat terjadi lebih
dari satu pengelompokkan. Misalnya, pembangunan sebuah jalan raya bias jadi
termasuk domestic investment mauapun public investment dan sekaligus juga
foreign investment (sebab domestic dan foreign investment itu terdapat dalam
satu pengelompokkan). Untuk dapat memahami hal-hal lebih lanjut, dibawah ini
diuraikan pembagian jenis-jenis investasi itu.
a. Autonomous investment dan induced
investment.
Autonomous
investment (investasi autonom ) adalah investasi yng besar kecilnya tidak
dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi dapat berubah oleh karena adanya
perubahan-perubahan faktor-faktor diluar pendapatan. Faktor-faktor selain
pendapatan yang mempengaruhi tingkat investasi seperti itu adalah, misalnya,
tingkat teknologi, kebijaksanaan pemerintah, harapan para pengusaha dan
sebagainya.
Tingkat
teknologi dapat mengubah investasi, sekalipun tidak ada perubahan di dalam
tingkat pendapatan. Kemajuan teknologi perang menyebabkan banyak Negara yang
menanamkan modal di bidang militer mereka, sekalipun sebenarnya pemerintah.
Kalau misalnya pemerintah menghendaki agar di daerah-daerah terpencil segera
diberi aliran listrik, maka investasi di bidang listrik ini pun akan meningkat
sekalipun misalnnya GNP tidak mengalami perubahan. Adapun harapan para
pengusaha, maka inilah salah satu pegangan yang sering dipergunakan oleh para
pengusaha untuk menetapkan volume investasinya.
Jikalau
mereka meramalkan bahwa hari depan usahanya adalah hari depan yang cerah, maka
mereka akan mempersiapkan diri sebaik-baiknya menghadapai kecerahan itu dengan
cara melakukan investasi sejak sekarang sekalipun barangkali pendapatannya
tidaklah berubah; vice versa.
Induced
investment (investasi terimbas) adalah bersebelahan dengan aoutonomous
investment. Induced investment ini sangat
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Fungsi investasi adalah I(Y),
dimana fungsi itu menyatakan tingginya tingkat investasi terimbas pada
berbagaia tingkat pendapatan. Fungsi investasi itu condong ke kanan atas, untuk
menyatakan bahwa antara tingkat investasi dengan tinngkat pendapatan terdapat
hubungan positif, sebagaimana hubungan yang ada antara konsumsi dan tabungan di
satu pihak, dengan pendapatan di lain pihak. Juga fungsi I(Y) itu dilukiskan
sedemikian rupa, sehingga memotong sumbu Y dari bawah, dimaksudkan untuk
menyatakan bahwa terdapat investasi negative pada suatu tingkat pendapatan yang
rendah (yaitu tingkat pendapatan nol hingga OY2). Dengan perkataan lain,
para pengusaha berpendapat bahwa rendahnya tingkat pendapatan nasional (kurang
atau sama dengan OY2) justru akan membawa bencana bagi kehidupan
usaha mereka dimasa mendatang. Itulah sebabnya, sehingga mereka pun lalu
menjual barang-barang investasi yang telah mereka punyai. Berkurangnya jumlah
barang-barang investasi yang disebut disinvestment (investasi negative).
Dalam
pada itu, disinipun dijumpai pula ada yang disebut Average Propensity to Invest
(API-hasrat merata untuk melakukan investasi) dan Marginal Propensity to Invest
(MPI-hasrat marginal untuk melakukan investasi). Apa yang sedang kita bicarakan
ini adalah serupa saja dengan APC, APS, MPC, dan MPS. API adalah ratio yang
menunjukkan berapa bagiankan daripada seluruh pendapatan rasional yang dilakukan
untuk keperluan investasi. API ini diperdebat dengan rumus I/Y, atau investasi
dibagi dengan pendapatan. Sedangkan MPI, adalah ratio yang menyatakan berapa
bagiankah dari pertambahan pendapatan yang dikeluarkan untuk investasi: rumus
untuk mendapatkannya adalah ∆I/∆Y.
Dalam
hal ini yang harus senantiasa diingiat adalah
bahwa baik API maupun MPI ini
tidak dikenal dalam hubungannya dengan tingkat pendapatan. Pembicaraan
masalah API dan MPI ini hanyalah akan dijumpai pada waktu dibicarakan masalah investasi
terimbas saja ebab jenis investasi ini dipengaruhi oleh tingginya tingkat
pendapatan, atau menurut istilah teknisnya: investasi terimbas merupakan fungsi
daripada pendapatan.
b. Public investment dan private
investment.
Public
investment adalah investasi atau penanaman modal yang dilakukan oleh
pemerintah. Yang dimaksud dengan perkataan pemerintah di sini adalah baik
pemerintah pusat, maupun pemerintah daerha tingkat satu, tingkat dua,
kecamatan, maupun desa. Pendek kata, public investment tidak dilaksanakan oleh
pihak-pihak yang bersifat personal : investasi ini bersifat impersonal, dalam
arti kata resmi. Sedangkan private investment addalah kebalikannya. Private
investment adalah investasi yang dilaksanakan oleh swasta.
Sudah
barang tentu, pertimbangan-pertimbangan yang dipakai disini lain sekali dengan
pertimbangan-pertimbangan yang dipakai waktu menetapkan penanaman modal
pemerintah (public investment) tadi.
Di
dalam private investment, unsure-unsur seperti keuntungan yang akan diperoleh,
masa depan penjualan, dan sebagainya memainkan peranan yang snagat penting
dalam menentukan volume investasi, sementara dalam menentukan volume public
investment pertimbangan itu lebih diharapkan kepada melayani atau menciptakan
kesejahteraan bagi rakyat banyak.
c. Domestic investment dan foreign
investment.
Domestic
artinya adalah dalam negeri, sedangkan foreign artinya adalah luar negeri.
Dengan itu jelaslah bahwa domestic investment adalah penanam modal dalam negeri
di dalam suatu Negara.
Sedangkan
foreign investment adalah penanaman modal asing. Sebuah Negara yang memiliki
banyak sekali faktor produksi alam (natural resource) dan/atau faktor produksi
tenaga manusia (human resources) namun tidak emiliki faktor produksi modal
(capital) yang cukup untuk mengolah sumber-sumber yang dimilikinya itu, akan
mengundang modal asing ini, agar sumber-sumber yang ada di dalam negeri tetapi
belum termanfaatkan sepenuhnya itu bias digali sehingga tidak mubazir.
d. Gross investment dan net investment.
Gross
investment (investasi bruto) adalah total seluruh investasi yang diadakan atau
yang dilaksanakan pada suatu ketika.
Dengan
demikian, investasi bruto ini dapat bernilai positif ataupun nol(yakni ada atau tidak ada invetasi sama
sekali), tetapi tidak akan bernilai negative. Dimaksudkan dengan investasi
bruto, dengan tidak peduli jenis investasi apa sajakah yang dilaksanakan itu.
Jadi,
mungkin sekali investasi bruto itu mencakup segala jenis investasi. Baik yang
autonomous maupun yang linducced, baik yang private maupun yang public, baik
yang domestic maupun yang foreign, ataupun bahkan baik sebagian maupun seluruh
jenis itu. Pendek kata, seluruh investasi yang dilakukan di sesuatu Negara(atau
daerah, tentunya) pada atau selama suatu
periode waktu tertentu dinamakan investasi bruto (gross investment).
Dalam
pada itu, selama satu periode pemakaiannya, investasi itu tentu saja mengalami
kesusutan. Kesusutan inilah yang disebut pula dengan depresiasi (depreciation)
atau capital consumption allowances atau replacement cost, atau pengahapusan,
atau penyusutan ataupun keausan. Yang manapun diantara sebutan yang banyak itu
boleh dipakai sebab seluruhnya itu menyatakan suatu hal yang sama, yaitu
tentang hilangnya nilai sebagian (atau seluruhnya) benda-benda modal atau
barang-barang investasi, sebagai akibat digunakannya barang-barang tersebut
dalam proses produksi.
Yang
masih perlu ditambahkan di sini adalah bahwa depresiasi itu ada dua macamnya.
Yang pertama adalah tehnical depreciation (penghapusan teknis) dan yang kedua
adalah economical depreciation (pengahapusan ekonomis). Yang dimaksudkan dengan
technical depreciation adalag penghapusan yang terjadi karena faktor umur
dan/atau daya tahan bahan modal yang bersangkutan. Sedangkan economical
depreciation adalah penghapusan yang terjadi karena adanya faktor ekonomis,
mislanya bahwa suatu barang modal tertentu secra ekonomis sudah tidak lagi
menguntungkan untuk dipakai terus dalam rposes produksi.
Setiap
barang modal atau barang investasi masing-masing dapat susut nilainya baik
karena kondisi teknisnya maupun karena alasan-alasan ekonomis seperti
digunakannya alat lain yang lebih modern dan lebih prduktif, maupun karena
bergesernya selera masyarakat, ataupun karena sebab-sebab lain yang bersifat
ekonomis. Dengan perkataan lain setiap barang modal yang digunakan akan
dibatasi pemakaiannya oleh usianya : sedangkan usia barang modal atau baranng
investasi itu sendiri ada dua macam, yaitu usia teknis, dan usia ekonomis. Usia
teknis akan ditentukan oleh alasan-alasan teknis, sedangkan panjangnya usia ekonomis
ditentukan oleh sebab-sebab ekonomis seperti yang sudah diuraikan di depan.
Biasanya (jadi; ttidak selalu), usia teknis akan lebih panjang daripada usia
ekonomis.
Net
investment (investasi neto) adala selisih antara investasi bruto dengan
penyusutan.
Dari
ketiga unsur diatas, akan semakin nyatalah bahwa investasi memegang peranan
yang teramat penting di dalam menentukan maju/mundurnya perekonomian. Sebabnya
tidak lain dan tidak bukan adalah karena investasi merupakan cermin daripada
produksi, sehingga tanpa adanya investasi yang memadai, maka tidaklah
berlebih-lebihan bila dikatakan bahewa produksi pun akan surut, sekalipun juga
tidak seluruhnya benar jika dikatakan bahwa produksi akan macet jika investasi
tidak ada sama sekali. Namun yang jelas adalah bahwa investasi memang menepati
tempat yang terhormat lagi penting dalam menentukan maju/mundurnya
perekonomian.
Dalam
hal ini didapat tiga criteria sebagai berikut :
i.
Jika
investasi bruto lebih besar daripada penyusutan, maka perekonomian yang bersangkutan
akan mengalami kemajua (progressing economy/investing economy).
ii.
Jika
investasi bruto sama dengan penyusutan, atau dengan perkataan yang lain jika
investasi bruto hanya cukup untuk menutup penyusutan yang terjadi, maka
perekonomian yang bersangkutan akan tetap berada pada keadaannya semula tidak
maju dan tidak pula mundur (stationary economy).
iii.
Jika
investasi bruto lebih kecil daripada penyusustan maka perekonomian yang
bersangkutan niscaya akan mengalami kemunduran (digressing economy/disinvesting
economy/retrogressing economy).
G.
FUNGSI INVESTASI
Kurva yang
menunjukkan perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat
pendapatannasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu ia sejajar dengan sumbu datar, atau
bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan
nasional, makin tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi yang sejajar
dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang
semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi
terpengaruh. Dalam analisis makroekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi
perusahaan bersifat investasi otonomi.
Bentuk ndan kedudukan fungsi investasi. Investasi
otonomi berarti pembentukan modal yang tidak dipengaruhi pendapatan nasional.
Dengan perkataan lain, tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak menentukan
jumlah investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Analisis
makroekonomi tidaklah mengabaikan pengaruh tingkat pendapatan nasional kepada
investasi. Tetapi ahli-ahli ekonomi menganggap bahwa faktor itu bukanlah faktor
yang menentukan tingkat investasi. Uraian sebelum ini telah diterangkan bahwa
investasi terutama ditentukan oleh suku bunga. Apabila suku bunga tinggi,
jumlah investasi akan berkurang, sebaliknya suku bunga yang rendah akan
mendorong lebih banyak investasi.
H. PERANAN INVESTASI DALAM PEREKONOMIAN
Dari segi
nilainya dan proporsinya kepada pendapatan nasioanl, investasi
perusahaan-perusahaan tidaklah sepenting seperti pengeluaran konsumsi rumah
tangga. Namun demikian kenyataan tersebut tidaklah berarti bahwa investasi
perusahaan adalah kurang penting peranannya kalau dibandingkan dengan konsumsi
rumah tangga. Yang berlaku adalah yang sebaliknya, yaitu kerap kali fluktuasi
kegiatan ekonomi sangat erat hubungannya dengan perubahan-perubahan dalam
kegiatan investasi. Diberbagai Negara, terutama di Negara-negara industry yang
perekonomiannya sudah sangat berkembang, investasi perusahaan adalah sanagt
“volatile” yaitu selalu mengalami kenaikan dan penurunan yang sangat besar, dan
merupakan sumber penting dari berlakunya fluktuasi dalam kegiatan perekonomian.
Disamping
itu perlu diingat bahwa kegiatan
investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus mengingkatkan kegiatan
ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional, dan
meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Peranannya ini bersumber dari tiga
fungsi penting dari kegiatan investasi dalam perekonomian. Yang pertama,
investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregar. Maka
kenaikkan investasi akan meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan
nasional. Peningkatan seperti ini akan selalu diikuti oleh pertambahhan
dalam kesempatan kerja. Yang kedua,
perttambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambahkan kapasitas
memproduksi di masa depan dan perkembangan ini akan menstimulir perttambahan
produksii nasional dan kesempatan kerja. Ketiga, investasi selalu diikuti oleh
perkembangan teknologi. Perkembangan ini akan memberi sumbangan penting ke atas
kenaikan produktivitas dan pendapatan per kapita masyarakat.
Daftar Pustaka
Sukirno Sadono, 2004, Teori
Pengantar Makroekonomi Edisi Ketiga, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sukirno Sadono, 2000, Makroekonomi
Modern, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Rosyidi Suherman, 2003, Pengantar
Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro & Makro, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Kelana Said, 1997, Teori Ekonomi
Makro, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Nanga Muana, 2005, Makro Ekonomi,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
0 Response to "Apa yang dimaksud dengan Investasi"
Post a comment